Kamis, 29 Desember 2011

teori feed back


TEORI UMPAN BALIK (FEEDBACK)

Ø    Pengertian Umpan Balik (Feedback)

Umpan  balik  adalah  perilaku  guru  untuk  membantu  setiap  siswa  yang mengalami kesulitan belajar  secara  individu dengan cara menanggapi hasil kerja siswa sehingga lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru. Umpan balik yang dilakukan guru antara lain memberikan penjelasan terhadap kesalahan yang dilakukan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan, baik secara langsung maupun  tidak  langsung. Umpan  balik  adalah  koreksi  terhadap  jawaban-jawaban atas respon siswa dalam mengerjakan  tes atau  latihan. Umpan balik adalah suatu proses dengan hasil atau akibat dari suatu respon untuk mengontrolnya.
Menurut Apruebo (2005:99), “Feedback is information that athletes would receive from coach/trainer or environment regarding the level of their motor skill or performance. It serves as a groundwork for the athletes learning development.” Feedback menurut Apruebo lebih menekankan kepada aktivitas latihan berkenaan dengan  informasi dari pelatih  terkait dengan  tingkat motor skill atau penampilan atletnya  sebagai dasar dalam mengembangkan penampilan  atlet. Rink  (1985:34) mengemukakan  Feedback  is  sensory  information  that  a  person  receives  as  a result  of  a  response.  Feedback  yang  ikemukakan  Rink  lebih  bersifat  umum sebagai sensori informasi yang diterima  seseorang  sebagai  hasil meresponnya. Menurut  Rusli  Lutan  (1988:300), “Umpan balik adalah pengetahuan yang diperoleh  berkenaan  dengan  sesuatu  tugas,  perbuatan  atau  respons  yang  telah diberikan.” 
Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani, Adang Suherman (1998:124) mengemukakan, “Umpan balik  (feedback)  yaitu guru mengobservasi  siswa secara individu dan menilai bagaimana siswa melakukan aktivitas serta apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan siswa itu.”
Dari  beberapa  pendapat  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa  umpan  balik (feedback) adalah  infromasi yang berkenaan dengan kemampuan siswa dan guru guna  lebih meningkatkan  kemampuan  yang  dimiliki  oleh  keduanya,  baik  dalam konteks pembelajaran maupun dalam pelatihan olahraga.  Infromasi yang dimasud adalah berkaitan dengan apa yang sudah dilakukan, bagaimana hasilnya, dan apa yang harus dilakukan untuk memperbaikinya.

Ø    Manfaat dan Fungsi Umpan Balik (Feedback)

Manfaat  umpan  balik  bagi  guru,  dapat  dipergunakan  dalam  mengambil keputusan,  apakah mata  pelajaran  yang  telah  dilaksanakan  perlu  diperbaiki  atau dilanjutkan  (Cooper, 1982:8) dan bagi  siswa  akan meningkatkan prestasi belajar secara konsisten (Blocks, J.H., 1971:36)   Beberapa keuntungan penggunaan umpan balik menurut Adang Suherman (1998:124) antara lain sebagai berikut:
a.       Mendorong siswa untuk terus berlatih. Proses pemberian umpan balik kepada siswa secara tidak langsung akan memberi tahu siswa bahwa latihannya selalu dilihat dan diperhatikan oleh gurunya.
b.      Mencerminkan  perilaku  guru  yang  efektif.    Dalam  prosesnya,  umpan  balik hanya akan diperoleh apabila guru aktif selama kegiatan pembelajaran. Guru harus selalu memperhatikan siswa, bergerak untuk memantau dan mengamati aktivitas  belajar  yang  dilakukan  oleh  setiap  siswa  di  sekitar  tempat  belajar (berlatih).
c.       Membantu  siswa  untuk  menilai  penampilan  (kemampuan)  yang  tidak  bisa dilihat dan dirasakannya sendiri.
d.      Mendorong  guru  untuk  menilai  seberapa  relevansi  antara  aspek-aspek pembelajaran dengan tingkat kemampuan siswa dalam menguasai tugas gerak (bahan ajar) seperti yang diinginkan oleh gurunya.

Beberapa  ahli  juga  telah  mengungkapkan  berbagai  fungsi  umpan  balik sesuai dengan konsep dan konteksnya masing-masing diantaranya adalah sebagai berikut:

1.      Fungsi  feedback  adalah  memberikan  motivasi,  reinforcement  (Harsono, 1988:89) atau punishment  (Rusli Lutan, 1988; Apruebo, 2005).  Dengan  diperolehnya  gambaran  yang  kongkrit  perihal  kemampuan  yang dimiliki oleh  seorang  siswa, baik keunggulan maupun kelemahannya apalagi kalau  dibandingkan  dengan  siswa  yang  lainnya,  maka  hal  itu  akan  dapat memacunya lagi untuk berbuat yang lebih baik dari yang sudah dilakukannya.  Dengan  kata  lain,  gambaran  kemampuan  yang  dimiliki  seorang  siswa  akan menjadi daya dorong  apabila guru penjas mampu menyampaikannya dengan tepat melalui pemberian stimulus agar siswa semakin rajin berlatih. Dalam  konteks  pembelajaran  penjas,  umpan  balik  juga  sebagai  penguat  atas tindakan atau perilaku yang sudah dilakukan  siswa.    Jika  perilaku  siswa  itu sesuai  dengan  harapan  guru maka  hal  itu  harus  diperkuat  untuk  tetap dipelihara. Sebaliknya jika perilaku itu tidak sesuai dengan harapan guru maka harus ada  hukuman (funishment) agar perilaku itu tidak terjadi dan terulang kembali, dan perilaku itu mengarah pada tindakan yang sesuai dengan harapan guru.

2.      Menurut  Apruebo  (2005:100)  umpan  balik  juga  merupakan  penguatan (reinforcement).  Ia mengatakan bahwa “Reinforcement means any event that increase  the  probability  that  a  particular  response will  reoccur  under  similar consequences”.  Reinforcement maksudnya  adalah  pemberian  penguatan  atas kejadian  atau  aktivitas  yang  telah  dilaksanakan  sehingga  aktivitas  tersebut tetap mampu dipertahankan  atau memberikan  respons  yang  serupa  dan pada aktivitas berikutnya dapat meningkat lagi. 

Dalam  hal  pemberian  reinforcement  Weinberg  dan  Gould  (1995:137) mengemukakan “Reinforcement is the use of reward and punishment that increase or  decrease  the  likelihood  of  similar  response  occurring  in  the  future.” Bahwa reinforcement  yang  diberikan  dapat  menggunakan  bentuk-bentuk  penghargaan atau hukuman yang mungkin sekali dapat meningkatkan atau menurunkan respons serupa  yang  terjadi  pada  masa  berikutnya.  Maksudnya  bahwa  pemberian penghargaan dan hukuman akan dapat memperkuat hasil belajar  siswa atau  juga dapat  menurunkan  bahkan  merusak  hasil  belajar  siswa  apabila  pemberian penghargaan dan hukuman itu tidak sesuai. Penghargaan tidak selalu dalam bentuk benda  sebagai hadiah,  tetapi bisa melalui ungkapan-ungkapan. Contohnya ungkapan guru penjas yang mengatakan lemparan  kamu  sudah  bagus,  coba  lempar  ke  sasaran  yang  lebih  jauh. Sedangkan punishment  lebih bersifat memberikan penilaian buruk atas apa yang dilakukan oleh siswa. Misalnya pada ungkapan “Lemparan kamu ngawur, jangan asal lempar saja. 

4 komentar: