Kamis, 29 Desember 2011

pendidikan: pembelajaran motorik

pendidikan: pembelajaran motorik: PENTINGNYA PERKEMBANGAN MOTORIK BAGI ANAK Sebelum kita membahas kegiatan pembelajaran motori...

pembelajaran motorik


PENTINGNYA PERKEMBANGAN MOTORIK BAGI ANAK



Sebelum kita membahas kegiatan pembelajaran motorik, yang harus kita ketahui terlebih dahulu adalah Bagaimanakah Karakter Anak Usia Dini ? Karakter Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan yang sangat pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya (Solehuddin, 1997). Aspek perkembangan Kognitif, Afektif dan Psikomotor anak terus berkembang saling terkait, mendukung dan terpadu. Selain itu, setiap anak memiliki perkembangan dengan kecepatan yang berbeda, rentang konsentrasi yang pendek dan taraf pemahamannya masih pada hal-hal yang konkret bukan abstrak.
Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf dan otot yang terkoordinasi (Hurlock, 1978). Tanpa adanya perkembangan motorik, maka anak akan tetap tidak berdaya bagaikan bayi yang baru saja lahir. Perkembangan motorik dapat berjalan dengan baik, jikalau anak diberikan kesempatan untuk melatih ketrampilannya menggunakan tubuhnya sendiri. Berjalan, berlari, melompat, memegang, meraba, berbicara dan lainnya.
Menurut Elizabeth B. Hurlock perkembangan motorik yang baik akan memberikan sumbangan yang besar pada :
·         Kesehatan yang Baik
Perkembangan motorik yang baik akan meningkatkan kesehatan jiwa anak. Ia akan semangat dalam melakukan aktivitasnya.
·         Katarsis Emosional
Latihan-latihan bagi tubuhnya (misalnya ; berlari, melompat dan bersorak) merupakan sarana anak dalam melepaskan tenaga yang tertahan dan membebaskan tubuh dari ketegangan, kegelisahan dan keputusasaan. Kemudian mereka dapat mengendurkan diri, baik secara fisik dan psikologis.
·         Kemandirian
Semakin banyak hal yang bisa dilakukan sendiri oleh anak, maka ia semakin besar kebahagiaan dan rasa percaya atas dirinya. Kebergantungan terhadap orang lain akan menimbulkan kekecewaan dan ketidakmampuan diri.
·         Hiburan Diri
Pengendalian motorik memungkinkan anak berkecimpung dalam kegiatan yang akan menimbulkan kesenangan bagi dirinya.
·         Sosialisasi
Percaya diri yang karena yang dimiliki anak membuatnya mampu berteman dan adanya kesempatan untuk mempelajari ketrampilan sosial. Keunggulan perkembangan motorik memungkinkan anak memainkan peran kepemimpinan.
·         Konsep Diri
Pengendalian motorik yang menimbulkan rasa aman secara fisik, yang akan menimbulkan rasa aman secara fisik, yang akan melahirkan rasa aman secara psikologis. Rasa aman psikologis pada gilirannya menimbukan rasa percaya diri yang umumnya mempengaruhi perilaku.

SUMBER:

abstrak penelitian


EFEKTIVITAS PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP HASIL LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS IV, V, dan VI
SD NEGERI 2 CIBIYUK

Oleh:
Galih Dwi Pradipta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas permainan tradisional lompat tali terhadap hasil lompat tinggi pada siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Cibiyuk.
Penelitian ini merupakan penelitian semi eksperimen, dengan desain yang digunakan adalah One Group Pretest-posttest design. Subyek dari penelitian ini adalah siswa putra Sekolah Dasar negeri 2 Cibiyuk kelas IV, V dan VI sebanyak 15 siswa baik saat pre test maupun post test. Teknik pengambilan data menggunakan tes, dengan instrumen yang digunakan tes lompat tinggi. Teknik analisis data menggunakan analisis uji t, melalui uji prasyarat uji normalitas, dan uji homogenitas.
Hasil penelitian diperoleh t hitung sebesar – 9, 134 dan nilai t tabel sebesar 1,761. Oleh karena nilai t hitung > t tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat efektivitas permainan tradisional lompat tali terhadap hasil lompat tinggi pada siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Cibiyuk. Besarnya efektivitas permainan tradisional lompat tali terhadap hasil lompat tinggi pada siswa Sekolah Dasar Negeri 2 Cibiyuk adalah 13,71%.

pendidikan jasmani di asia timur


PENDIDIKAN JASMANI DI KAWASAN ASIA TIMUR

ABSTRAK
Pendidikan jasmani adalah suatu proses soialisasi via aktivitas jasmani, bermain dan/atau olahraga yang bersifat selektif untuk mencapai tujuan pendidikan pada umumnya (KDI 2000:12). Meskipun orientasi pembinaan tertuju pada aspek jasmani, namun demikian seluruh adegan pergaulan yang bersifat mendidik juga tertuju pada aspek pengembangan kognitif dan afektif sehingga pendidikan jasmani merupakan intervensi sistematik yang bersifat total, mencakup pengembangan aspek fisik, mental, emosional, sosial, dan moral-spiritual. Nuansa-nuansa yang bersifat mendidik itu terjadi pada anak-anak melalui pendekatan pendagogi dan juga pada orang dewasa melalui pendekatan andragogi sehingga proses pendidikan dan sekaligus pembentukan itu berlangsung melalui pendekatan agagogik. Asia Timur adalah salah sebuah sub-wilayah Asia Luasnya sekitar 6.640.000 km², atau 15 persen dari benua tersebut. Kawasan asia timur meliputi: RRC, Jepang, Korea selatan, Korea utara, Taiwan, Mongolia, Hongkong.
Kata kunci: Pendidikan jasmani, Kawasan Asia Timur.

Negara-negara Di Kawasan Asia Timur
1.      RRC.
2.      Jepang.
3.      Korea selatan.
4.      Korea utara.
5.      Taiwan.
6.      Mongolia.
7.      Hongkong.
Sistem Pendidikan Dikawasan Asia Timur
Adapun sistem pemerintahan sentralistik, dengan sistem sentralistik ini maka kebijakan-kebijakan pemerintah termasuk dibidang pendidikan dapat dijalankan tanpa harus mendapat persetujuan badan legislative daerah, seperti yang terdapat pada sistem desentralisasi.


1.      Tujuan pendidikaan
Tujuan pendidikan yaitu menanamkan pada setiap orang rasa identitas nasional dan penghargaan terhadap kedaulatan nasional, menyempurnakan kepribadian setiap warga Negara mengemban cita-cita persaudaraan universal, mengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara yang demokrasis dan kemakmuran seluruh umat manusia dan menanamkan sifat patriotisme.
2.      Jenjang pendidikan
Secara umum sistem pendidikan dikawasan asia timur terdiri  dari empat jenjang pendidikan formal yaitu: sekolah dasar, sekolah menengah tingkat pertama, SLTA dan pendidikan tinggi. Keempat jenjang pendidikan ini adalah: grade 1-6 (SD), grade 7-9 (SLTP), 10-12 (SLTA), dan grade 13-16 (pendidikan tinggi/program S1), serta program pasca sarjana (S2/S3).
a.       Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selaama 6 tahun bagi anak usia 6-11 tahun.
b.      SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun.
c.       Kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan pilihan dua yaitu: umum dan sekolah kelanjutan.
d.      Pendidikan tingkat tinggi aatau universitas program S1, pada grade 13-16, dan selanjutnya keprogram pasca sarjana.
3.      Manajemen pendidikan
Sistem manajemen pendidikan di Negara ini bersifat gabungan antara sentralistik dan desentralisasi, sifatkesentralistiknya hanya terbatas kepada penyusunan panduan dan pedoman semata, sedangkan operasionalnya secara penuh di serahkan kepada komite/Dewan sekolah secara mandiri untuk mengkaji proses pendidikan secara keseluruhan.
Kekuasaan dan kewenangan dilimpahkan kepada menteri pendidikan. Di daerah terdapat dewan pendidikan (board of education). Pada setiap propinsi dan daerah khusus (Seoul dan Busam), masing-masing dewan pendidikan terdiri dari tujuh orang anggota yang dipilih oleh daerah otonom, lima orang dipilih dan dua orang lainnya merupakan jabatan yang dipegang oleh walikota daerah khusus atau gubernur propinsi. Dewan pendidikan diketuai oleh walikota atau gubernur.
a.       Anggaran pendidikan.
Anggaran pendidikan Korea Selatan berasal dari anggaran Negara, dengan total anggaran 18,9% dari Anggaran. Negara. Pada tahun 1995 ada kebijakan wajib belajar 9 tahun, sehingga porsi anggaran terbesar diperuntukan untuk ini, adapun sumber biaya pendidikan, bersumber dari: GNP untuk pendidikan, pajak pendidikan, keuangan pendidikan daerah, dunia industri khusus bagi pendidikan kejuruan.
b.      Guru/Personalia.
Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkat akademik (grade 13-14) untuk guru SD, dan pendidikan guru empat tahun untuk guru sekolah menengah. Dengan  biaya ditanggung oleh Pemerintah untuk pendidikan guru negeri. Kemudian guru mendapat sertifikat yaitu: sertifikat guru pra sekolah, guru SD, dan guru sekolah menengah. Sertifikat ini diberikan oleh kepala sekolah dengan kategori guru magang, guru biasa dua (yang telah diselesaikan onjob training) dan lesensi bagi guru magang dikeluarkan bagi mereka yang telah lulus ujian kualifikasi lulusan program empat tahun dalam bidang engineering, perikanan, perdagangan, dan pertanian. Sedangkan untuk menjadi dosen yunior college, harus berkualifikasi master (S2) dengan pengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di senior college harus berkualifikasi dokter (S3).
c.       Kurikulum.
Reformasi kurikulum pendidikan di korea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an dengan mengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas dan pemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan oleh guru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaan pengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswa belajar dengan berbagai program, (4) test dan menilai hasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidak diadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanya kebijakan walikota daerah khusus atau gubernur propinsi,  ke sekolah menengah di daerahnya.

PENDAHULUAN
Pendidikan Jasmani di Jepang
Pendidikan jasmani di Jepang, penekanannya diletakkan pada peningkatan kesehatan, kepribadian, keterampilan gerak dan ketajaman sosial melalui seleksi yang bijaksana, terhadap aktivitas-aktivitas dan metode dalam mengajar.
Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani di Jepang
Penyampaian materi pelajaran pendidikan jasmani umumnya menggunakan pendekatan pengajaran terbuka. Maksudnya siswa diberi tugas gerak dan guru hanya  bertindak sebagai pembimbing. Sehingga siswa diberi kebebasan untuk berpikir, dan memecahkan masalah. Hal ini memiliki banyak keuntungan, antara lain  keterlibatan  siswa dalam proses belajar mengajar sehingga meningkatkan kreatifitas siswa sekaligus  meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan daya nalar. Dalam memberikan materi,  guru tidak terpaku pada kurikulum,  guru bebas menentukan materi apa yang akan  diberikan sesuai dengan kondisi dan situasi yang diperlukan pada saat itu. Pengelolaan  pelaksanaan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar pada umumnya  guru  memberikan materi secara spesialiasasi kepada siswa-siswanya. Hal ini memiliki kelebihan yaitu materi disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan siswa bebas untuk mengembangkannya sesuai dengan keinginannya. 
Pemilihan Bahan Ajar Pendidikan Jasmani di Jepang
Berbeda dengan  di Indonesia, dalam memberikan materi, sekolah memiliki otonomi untuk dapat mengatur sendiri materi yang akan diajarkan kepada siswa, sesuai dengan situasi  dan kondisi yang ada di sekolah tersebut. Materi pelajaranpun lebih banyak tertuju pada  kecabangan (spesialiasasi). Dalam mengajarpun guru pendidikan jasmani di Jepang tidak  perlu untuk membuat satuan pelajaran ataupun silabus.
Alokasi Waktu Pelaksanaan Pendidikan Jasmani di Jepang
Berbeda dengan di Indonesia, alokasi waktu yang disediakan untuk pendidikan  jasmani di Jepang adalah dua kali seminggu, yaitu dari pukul 8 pagi sampai 11 siang.    Perbedaan waktu tersebut juga disertai dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang sangat menunjang terhadap proses belajar mengajar.  
Sistem Penilaian dan Evaluasi Pendidikan Jasmani di Jepang
Sistem penilaian dan evaluasi yang dilakukan oleh guru-guru pendidikan jasmani di Jepang umumnya bersifat penilaian terhadap performa siswa. Dengan demikian penilaian  lebih ditujukan pada ukuran profil siswa secara individual. Oleh sebab itu di Jepang nilai  yang diberikan kepada siswa tidak dalam bentuk angka, tetapi yang dilihat adalah  perubahan  secara kualitatif. Jadi yang ditonjolkan adalah seberapa jauh perubahan atau kemajuan yang  telah dicapai oleh siswa.  


Perkembangan Pendidikan Jasmani di Asia Timur
Pendidikan jasmani disini adalah untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan dan kebugaran jasmani dengan menggunakan berbagai aktivitas jasmani yang bertujuan untuk mengembangkan kesehatan individu. Kesehatan yang dimaksud merupakan kesehatan yang berhubungan dengan kebugaran jasmani (health related physical fittness), bukan merupakan kesehatan secara medik (patologi dan disfungsi organ dalam). Namun demikian bahwa dengan meningkatnya kebugaran jasamani akan dapat meningkatkatkan sistem imunitas tubuh, dan dengan tingkat kekebalan yang baik maka penyakit akan susah masuk bisa saja dapat dihubungkan, serta yang tidak tertutup kemungkinannya adalah dilakukannya rehabilitasi dan revalidasi sistem organ tubuh.
Pendidikan jasmani upaya penting yang sangat diperlukan untuk mencapai hidup sehat, yaitu aktivitas jasmani dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara menyeluruh, maka landasan keilmuan utama adalah paedagogis (pendidikan anak) menyangkut didaktik-metodik, selain ilmu penunjang lain tentunya, misalnya tentang perkembangan gerak, pembelajaran gerak, tes danpengukuran performa, dan lain-lain sebagai kelompok ilmusosiokinetika. Bentuk dan tata cara melakukan, bentuk aktivitas pendidikan jasmani adalah terutama berupa gerak-gerak pengembangan polagerak dasar (fundamental movements patern), atau bahkan berbagai cabang olahraga, aktivitas rekreatif, dan tari, tetapi diadaptasi sedemikian rupa sehingga tujuan utama pendidikan terpenuhi.
Di kawasan asia timur adanya pendidikan prestasi melalui pendidikan jasmani dalam mendidik untuk meningkatkan prestasi olahraga. Walau pendidikan jasmani di sekolah bukanlah bertujuan menelurkan olahragawan prestasi, di lembaga itulah dibentuk dasar olahraga, yaitu pengajaran keterampilan gerak yang benar, motivasi berolahraga yang tinggi, dan identifikasi bakat sedini mungkin. Melalui peningkatan peran pendidikan jasmani yang dilaksanakan di sekolah, pola pembinaan dan pembibitan dalam olahraga dimulai.
Pendidikan jasmani mampu membangunan karakter bangsa, tentang peran kritis olahraga terhadap generasi muda dalam pembangunan dan pemberdayaan karakter kebangsaan yang positif. Sehubungan bahwa generasi muda adalah komponen bangsa yang paling rentan dalam proses internalisasi tata nilai dan budaya. Di kawasan asia timur peranan olahraga terhadap pembangunan karakter bangsa secara khusus, akan diberikan tentang peran kritis olahraga terhadap generasi muda dalam pembangunan dan pemberdayaan karakter kebangsaan yang positif, yang menunjang pada kemandirian bangsa.
Pendidikan jasmani mampu memandirikan bangsa di tengah terpaan arus globalisasi serta mampu mempertahankan kesatuan bangsa. Pendidikan jasmani merupakan sarana yang sangat strategis dalam melestarikan sistem nilai  yang berkembang dalam kehidupan. Proses pendidikan jasmani mengarahkan pada pembentukan sikap, perilaku dan kepribadian peserta didik, mengingat perkembangan komunikasi, informasi dan kehadiran media cetak maupun elektronik tidak selalu membawa pengaruh positif bagi peserta didik. Dikawasan asia timur tugas pendidikan jasmani dalam konteks ini membantu mengkondisikan pesera didik pada sikap, perilaku atau kepribadian yang benar, agar mampu menjadi dirinya sendiri, lingkungan, masyarakat dan siapa saja yang dijumpai tanpa harus membedakan suku, agama, ras dan golongan. Seiring dengan perkembangan global pergeseran orientasi pendidikan jasmani dalam mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang unggul.
Pentingnya Pendidikan Jasmani di Kawasan Asia Timur
Akhir-akhir ini pentingnya aktivitas pendidikan jasmani dan olahraga dikawasan asia timur yaitu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani, serta dampaknya terhadap pembentukan tubuh yang lebih baik dan proporsional semakin disadari terkait dengan kehidupan manusia yang dikelilingi oleh teknologi berupa perangkat-perangkat yang didesain dan diciptakan agar kegiatan kita serba mudah dan praktis, tanpa mengeluarkan banyak energi.
Kemajuan dalam bidang teknologi menyebabkan aktivitas hidup menjadi lebih mudah dan sederhana. Pada sisi lain sering terabaikan upaya penting yang sangat diperlukan untuk mencapai hidup sehat, yaitu aktivitas jasmani dalam kehidupan sehari-hari. Relevansi olahraga dalam kehidupan masyarakat yang menggunakan teknologi tinggi untuk menanggulangi dampaknya yang menimbulkan kecenderungan perilaku masyarakat yang memiliki gaya hidup kurang aktif atau kurang gerak dalam kegiatan kehidupan sehari-hari.
Untuk membentuk karakter masyarakat agar sehat jasmani dan rohani, dan menumbuhkan rasa sportivitas, selain sebagai media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial),  serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang. Selain tujuan utama tersebut dimungkinkan adanya tujuan pengiring, tetapi porsinya tidak dominan.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara menyeluruh, maka landasan keilmuan utama adalah paedagogis (pendidikan anak) menyangkut didaktik-metodik, selain ilmu penunjang lain tentunya, misalnya tentang perkembangan gerak, pembelajaran gerak, tes danpengukuran performa, dan lain-lain sebagai kelompok ilmusosiokinetika. Bentuk dan tata cara melakukan, bentuk aktivitas pendidikan jasmani adalah terutama berupa gerak-gerak pengembangan polagerak dasar (fundamental movements patern), atau bahkan berbagai cabang olahraga, aktivitas rekreatif, dan tari, tetapi diadaptasi sedemikian rupa sehingga tujuan utama pendidikan jasmani terpenuhi. Misalnya, bisa saja pendidikan jasmani menggunakan cabang olahraga bolavoli sebagai unit aktivitasnya, tetapi bolavoli yang telah dimodifikasi dan diadaptasi sedemikian rupa, sehingga pola gerak dasar akan berkembang, tertanam jiwa sportif,  sertanilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Sejalan dengan masyarakat tumbuh lebih maju dan hidup menjadi lebih mudah. Aktivitas-aktivitas itu sering tumbuh dari keterampilan kemampuan bertahan lebih awal (seperti berlomba memanah dan berlari), tetapi mereka diharapkan lebih untuk anak-anak atau untuk orang dewasa sebagai hiburan (entertainment). Sejalan dengan perkembangan pertandingan dan olahraga, pertandingan menjadi letusan awal aktivitas-aktivitas luar di masyarakat. Walaupun perbedaan disebabkan oleh iklim, adat istiadat setempat, dan bahan alam yang tersedia, pertandingan itu berkembang di seluruh dunia yang pada dasarnya serupa, untuk mereka sering berfungsi sebagai metoda pelatihan dalam keterampilan.
Karakter pendidikan jasmani dikawasan asia timur berubah dengan kemunculan pola budaya lebih rumit. Sejalan dengan tumbuhnya peradaban, dunia bergerak lebih dekat ke konsep negara bagian. Kelompok besar orang yang karakteristik serupa yang dibagi bersama (seperti kelompok rasial, bahasa, khusus, dan modus hidup) mengembangkan bentuk dan para pemimpin pemerintahan. Dibandingkan tujuan pendidikan terutama pendidikan jasmani dalam kultur primitif, kearah kemampuan bertahan dari individu dan kelompok, negara bagian mengorientasikan proses bidang pendidikan ke arah negara bagian lain dan kemampuan bertahan dan sering juga ke arah ekspansi mereka.
Karakteristik penting dari aktivitas-aktivitas fisik primitif adalah keterampilan kemampuan bertahan, keterampilan perlu untuk pertahanan melawan musuh. Dengan cara sama, olahraga secara esensial 'olahraga bertahan, " atau " olahraga alami, untuk banyak dari aktivitas-aktivitas olahraga mempunyai sumber dasar keterampilan yang sama yaitu aktivitas-aktivitas fisik.
Aktivitas-aktivitas olahraga orang primitif masuk ke kategori pertandingan dan aktivitas-aktivitas tarian mencakup, hal yang sangat penting pada kultur awal. Tiga jenis pertandingan primitif adalah pertandingan kesempatan, pertandingan keterampilan serta pertandingan anak-anak. Pertandingan keterampilan dimasukkan dalam pertandingan seperti seni memanah, simpai dan kutub, dan ular salju. Meskipun sering sebagian kompetisi besar antara dua atau lebih banyak orang dalam. suatu desa atau suku bangsa, beberapa telah diselenggarakan antara desa dan suku bangsa berbeda. Sebagian besar ini adalah pertandingan secara kasar serupa dengan permainan pakai bola dan tongkat atau sepakbola modern.
Ketika kita memperhatikan awal pembentukan olahraga yang digunakan oleh orang primitif dalam Budaya Barat (Prasejarah Eropa), kita sering melihat satu basis menyukai perang untuk aktivitas-aktivitas. Sukses di olahraga memerlukan penguasaan keterampilan dasar peperangan. Kita secara tradisional mempertimbangkan basis suka perang dari olahraga sebagai ciri umum, tetapi itu bukan benar untuk semua masyarakat primitif. Bagaimanapun, sesungguhnya olahraga primitif bukan hanya selalu suka perang atau berorintasi peperangan , itu telah diambil dengan serius.

KESIMPULAN
1.      Guru memberikan kebebasan pada siswa untuk mengelola pelajaran.
2.      Sekolah-sekolah mendapat kebebasan secara otonomi untuk mengelola pendidikan  jasmani tetapi tetap mengacu pada kebijakan nasional.
3.      Alokasi waktu dan sarana untuk pendidikan jasmani jauh lebih memadai.
4.      Nilai yang diberikan kepada siswa tidak dalam bentuk angka, tetapi  yang  dilihat  adalah  perubahan  secara  kualitatif.  Jadi  yang  ditonjolkan  adalah  seberapa  jauh    perubahan  atau  kemajuan  yang  telah dicapai oleh siswa.
5.      Pendidikan jasmani dapat berfungsi sebagai sarana kesehatan, prestasi dibidang olahraga, mencetak karakter bangsa, dan mampu memandirikan bangsa di tengah arus globalisasi.













DAFTAR PUSTAKA
……………………(1984). Sciences Physical Activity. New York.

March and Eloise. (1982). Comparative Physical Education and Sport Volume 3. University off Minnesota.

KDI. (2000). Ilmu Keolahragaan. Unesa: Surabaya.

http://onopirododo.wordpress.com/2011/04/26/dimanakah-posisi-pendidikan-jasmani-dan-olahraga-kita


Eka Wijaya, Ismail. _______. Studi Komparatif Pendidikan di Kawasan Asia: RRC, Korea Selatan Dan Jepang.http://educare.e-fkipunla.net/16/03/2010/